"Kami sudah terlalu sabar menunggu janji, namun sampai sekarang nggak kunjung dibayar," ujar salah seorang buruh yang bersama ribuan buruh melakukan aksi mogok dengan duduk-duduk di jalanan depan pabrik.
Dua ruas jalan Jababeka Raya, salah satunya terpaksa ditutup oleh petugas kepolisian. Hal ini untuk mengantisipasi kemacetan karena massa buruh yang memenuhi salah satu ruas jalan.
Koordinator aksi, Subhan, mengaku selain masalah THR, pihaknya juga memprotes manajemen yang terlalu sewenang-wenang terhadap pengurus serikat pekerja. Sejumlah pengurus unit kerja (PUK) di pabrik itu yang mengkoordinir aksi demo pada 12 Juli kini diintimidasi direksi perusahaan Korea tersebut.
Sejauh ini, pengelola perusahaan selalu berkelit tidak ada uang untuk membayar THR, namun alasan itu dinilai tidak masuk akal mengingat produsen sendok, garpu, dan perkakas dari stainless steel yang semua diekspor itu tidak ada masalah dengan keuangan.
"Sekarang yang ditunggu para buruh komitmen untuk memenuhi kewajibannya terhadap buruh ada atau tidak," kata seorang pendemo.
Sampai sore kemarin, perundingan pihak buruh dengan manajemen masih menemui jalan buntu. Bila, tuntutan buruh tak kunjung dipenuhi, mereka akan terus melakukan aksi mogok kerja. (may)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar